Kuliah Umum Bahas Peluang dan Tantangan Riset New Media dan Agama di Era Digital
Yogyakarta — Perkembangan teknologi komunikasi digital membawa dampak signifikan terhadap cara masyarakat mengakses, mendistribusikan, dan memaknai nilai-nilai keagamaan. Tema inilah yang menjadi bahasan utama dalam kuliah umum bertajuk "Peluang dan Tantangan Riset New Media & Agama dalam Ruang Digital", yang digelar di Teatrikal Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga: Senin, 28 April 2025.
Kegiatan ini menghadirkan Dr. Didik Haryadi Santoso S.Kom.I.,M.A.,CICS., peneliti bidang komunikasi digital dan agama sekaligus Dekan fakultas Ilmu Komunikasi dan media dari Universitas Mercu Buana Yogyakarta sebagai narasumber utama. Dalam paparannya, Dr. Didik menekankan pentingnya pendekatan interdisipliner dalam memahami dinamika konten keagamaan yang beredar di media sosial.
"New media tidak hanya mengubah cara dakwah disampaikan, tetapi juga memengaruhi struktur otoritas keagamaan. Siapa pun kini bisa menjadi 'ustaz digital', dan ini membawa tantangan tersendiri bagi otentisitas sumber-sumber keagamaan," ujar Dr. Didik di hadapan lebih dari 150 peserta, yang terdiri dari mahasiswa program magister KPI, dosen, serta pegiat media dakwah digital.
Menurutnya, ruang digital menawarkan peluang besar bagi penguatan dakwah Islam yang inklusif dan kontekstual. Namun di sisi lain, juga terbuka risiko penyebaran paham keagamaan yang sempit, bahkan radikal, akibat minimnya literasi digital keagamaan di kalangan pengguna internet.
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Prof Dr. Arif Maftuhin, M.Ag. beliau menjelaskan singkat bahwa Dakwah adalah komunikasi karena inti dari dakwah adalah menyampaikan pesan—khususnya ajaran Islam—dari seorang da’i (pendakwah) kepada mad’u (pendengar) dengan tujuan memengaruhi, mengajak, atau mengubah perilaku sesuai nilai-nilai Islam. Proses ini melibatkan unsur komunikasi seperti pengirim pesan, pesan, media, penerima, dan umpan balik.Wilayah penelitian dakwah dan komunikasi mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan penyampaian pesan Islam (dakwah) melalui berbagai metode komunikasi, baik tradisional maupun modern. Wilayah ini bersifat interdisipliner, menggabungkan ilmu dakwah, komunikasi, sosiologi, psikologi, dan teknologi informasi.
Dekan menyambut baik penyelenggaraan kuliah umum ini. Ia menilai pentingnya mahasiswa memahami perkembangan riset terkait media baru dan agama, mengingat tantangan yang terus berkembang di masyarakat digital.
"Sebagai calon sarjana dakwah dan komunikasi, mahasiswa perlu memiliki perspektif kritis dan responsif terhadap dinamika ruang digital. Tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen konten yang bertanggung jawab," tuturnya.
Kuliah umum ini juga menghadirkan sesi diskusi interaktif yang mengupas isu-isu terkini, mulai dari fenomena selebriti hijrah, algoritma konten keagamaan di TikTok, hingga tantangan moderasi beragama di platform digital.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program literasi digital kampus yang bertujuan untuk membekali sivitas akademika dengan pemahaman kritis terhadap peran media dalam membentuk wacana keagamaan.