Orientasi Studi Mahasiswa Baru

Kaprodi dan Narasumber Orientasi Studi S2 KPI
Provokasi Menulis di Orientasi Studi Magister KPI UIN SUKA
Program Studi Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) FDK UIN Sunan Kalijaga. Tepatnya, Kamis 8 September 2022, menyelenggarakan Orientasi Studi yang dikhususkan untuk mahasiswa baru S2 Magister KPI tersebut. Meski perkuliahan tatap muka sudah mulai diberlakukan, kegiatan Orientasi Studi itu berlangsung secara daring dengan host (moderator), Muchamad Choirudin, S.Pd.
Ada tiga narasumber dalam Orientasi Studi itu, Dr. Hamdan Daulay, M.Si, MA (Ketua Program Magister KPI FDK UIN Suka), Salim Athari, S.Kom (PTIPD UIN Suka) dan Sutirman Eka Ardhana. Kegiatan yang berlangsung sekitar empat jam itu dibuka Wakil Dekan Prof. Dr. Hj. Casmini, M.Si.
Provokator untuk Menulis
Di forum Orientasi Studi ini Pak Tirman diminta untuk bicara seputar dunia kepenulisan. Dengan kata lain, diminta untuk memotivasi mahasiswa-mahasiswa baru Magister KPI agar menyukai dunia kepenulisan. Ya, diminta menjadi provokator. Diminta memprovokasi mahasiswa agar suka menulis. Tentu yang dimaksud menulis dalam kontek berkarya, baik menulis fiksi dan non-fiksi, ilmiah maupun populer.
Menjadi provokator dalam dunia kepenulisan memang bukan hal baru buat beliau. Saat dipercaya menjadi pengajar di kampus, di mata kuliah apa pun, saya tak pernah bosan untuk memotivasi atau memprovokasi mahasiswa untuk menyukai dunia kepenulisan atau menulis. Menulis apa pun, dalam kontek karya, atau kerja kreatif.
Sekecil apa pun, provokasi itu membuahkan hasil. Pada beberapa mata kuliah, beliau meminta atau memberi tugas mahasiswa untuk menulis dengan tema-tema tertentu. Kemudian tulisan-tulisan itu diterbitkan menjadi buku. Sejumlah buku telah dihasilkan. Selain menulis buku secara bersama, ada juga yang menulis buku sendiri.
Kepada 40-an lebih mahasiswa S2 yang mengikuti Orientasi Studi itu, saya menjelaskan tentang arti pentingnya menyukai dunia kepenulisan, serta manfaat-manfaat yang akan diperoleh dari kesukaan tersebut.
Dengan menulis, kata saya, akan membuat hidup menjadi indah. Menulis akan membuat hidup menjadi lebih berarti.
Apalagi sekarang, ruang atau jagad kepenulisan sangat terbuka lebar dan luas. Dulu, ruang menulis hanya ada di media-media cetak, atau sekarang disebut media mainstream. Juga di buku, atau menulis untuk diterbitkan dalam bentuk buku.
Sekarang ruang menulis terbuka sangat luas. Tak hanya ada di media mainstream atau media cetak, tapi tersedia begitu luas di media maya. Di media maya ada media-media online atau disebut juga media daring. Kemudian media sosial dengan beragam jenis dan nama, sebut saja facebook, instagram, twitter dan lainnya itu juga merupakan lahan menulis yang sangat luas.
Menulis Feature
Saya katakan di forum Orientasi Studi itu, banyak hal yang bisa ditulis di media mainstream atau media online. Misalnya, artikel atau esai, dan feature.
Saya ambil contoh feature. Di media cetak maupun media online, feature bisa ditulis oleh siapa pun. Feature merupakan tulisan yang menarik. Gaya penulisannya seperti cerpen (fiksi). Bila cerpen, tak terikat dengan fakta, feature justru terikat dengan fakta. Feature tak boleh bergeser dari fakta.
Feature dapat diartikan sebagai berita kisah atau karangan khas. Hal ini dikarenakan bentuk tulisan ini lebih banyak menekankan pada unsur ‘kisah’ dari suatu obyek penulisan. Disebut karangan khas, karena feature memiliki sifat khusus, memberikan hiburan disamping informasi.
Feature merupakan tulisan yang mampu menjangkau beragam warna kehidupan di tengah-tengah masyarakat. Rasanya bagai tidak ada satu pun warna kehidupan yang tak dapat dijangkau penulisan feature.
Obyek penulisan feature tersebar luas. Sejak dari gedung-gedung kondominium sampai ke perkampungan penduduk yang paling kumuh. Dari kehidupan mewah seorang konglomerat sampai ke derita seorang gelandangan yang kelaparan.
Secara garis besar, feature terbagi dalam beberapa jenis. Antara lain human interest feature, feature mengenai kisah kehidupan seseorang (biografi), feature sejarah, feature perjalanan, feature ilmu pengetahuan, feature dukacita dan bencana, feature perjuangan kehidupan.
Dalam kaitan feature itu, saya memprovokasi mahasiswa untuk menulis tentang kampung halaman mereka masing-masing. Tentang riwayat, keindahan, kulinernya, obyek wisata, seni dan budayanya, dan segala hal yang menarik untuk diketahui oleh masyarakat luas.
“Menulislah. Menulis itu bisa dipelajari. Siapa saja kalau punya kemauan, pasti bisa menulis. Menulis itu mudah. Menulis itu bukan sesuatu yang sulit,” ujar saya.
“Tulislah tentang apa yang Anda ketahui. Jangan menulis hal-hal yang tidak Anda ketahui dan tidak pahami. Tulislah hal-hal yang dekat dengan kehidupan Anda, dekat dengan memori, gagasan, pikiran dan perasaan Anda,” kata saya lagi.
Demikianlah, menulis itu sesuatu yang indah dan menyenangkan.